Baliwoso
merupakan lokasi bumi perkemahan, petualangan dan pertanian di Dusun Delod
Umah, Desa Pengotan, Bangli, Bali. Berada di ketinggian 1000 meter dpl, 70 km
Tenggara bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar, 5 k Selatan Danau Batur
Kintamani atau 15 ksebelah selatan Bangli, Ibu kota Kabupaten Bangli.
Bumi
Perkemahan dikembangkan dalam rangka promosi konservasi alam dan budaya lokal
yang mampu memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat lokal. Pengunjung
didorong untuk respek dan dekat dengan alam serta masyarakat lokal. Pengunjung
harus menunjukkan rasa tanggung jawab, tetapi masih dapat bersenang-senang
ketika tinggal di dalam tenda yang di design oleh Serengeti Tents.
Program-program
kegiatan di Bumi Perkemahan mendorong pengunjung berinteraksi dengan masyarakat
Pengotan melalui bidang pertanian, budaya, makanan, petualangan dan aktivitas
yang memungkinkan melibatkan pengunjung. Tujuannya membuat pengunjung menjadi
anggota masyarakat Pengotan yang mempunyai kepekaan dan apresiasi terhadap
budaya lokal dan biodiversitas.
SEPUTAR DESA PENGOTAN
Pengotan
merupakan salah satu desa di Kabupaten Bangli, dengan mayoritas penduduk
bercocok tanam dan beternak sapi dan lain-lain. Masyarakat lokal menanam
jeruk kintamani, kopi, lombok, kentang,
ubi rambat, jagung dan sayur-sayuran.
Penduduk
Pengotan sangat kuat memeluk agama Hindu, mewarisi tradisi budaya dan ritual
dari nenek moyang. Pengunjung dapat menikmati upacara yang berhubungan langsung
dengan masyarakat lokal. Pengotan telah lama diketahui sebagai desa tradisional
dengan atraksi barong, upacara kawin massal dan ngapen masal serta aktivitas
budaya tradisional lainnya.
Pengotan
awalnya merupakan salah satu desa yang masuk dalam desa penerima award dengan jumlah kepala keluarga
sangat miskin terbanyak di Kabupaten Bangli, tidak mempunyai sumber daya alam
yang mampu menarik wisatawan berkunjung seperti Bali pada umumnya. Sumber daya
alam di Pengotan didominasi hutan bambu dan mahono. Tetapi melalui kesadaran
masyarakat adat pengotan dan berkolaborasi dengan PT. Tri Woso Argo, Pengotan
menjadi salah satu destinasi wisata dengan spesialisasi bumi perkemahan.
Pengelolaan utama adalah jalur wisata (eco-trakking)
yang dikombinasikan dengan lahan pertanian, budaya dan alam dibalut dalam suatu
pengalaman yang tidak terlupakan sehingga pengunjung menyukai kondisi tersebut.
KOLABORASI MASYARAKAT
ADAT PENGOTAN DAN PT. TRI WOSO AGRO
Penuturan
Wakil Ketua Adat yang lebih senang namanya disebut Bapak Nang Gatot, awalnya
berupa pemikiran masyarakat adat bahwa Pengotan tidak mempunyai sumber daya
alam yang mampu menarik wisatawan, penerima berbagai julukan desa tertinggal
dan miskin, pemuda-pemudi banyak yang pengangguran sehingga ingin mewariskan
modal bekerja yang tidak akan merubah wajah desa dengan bangunan beton tetapi berkelanjutan,
pendidikan pemuda-pemudinya rendah dan tidak mempunyai modal dana dan
perencanaan enterpreneur. Hanya punya
modal tanah adat dan tenaga kerja. Seiring dengan waktu terjalin kolaborasi
dengan PT. Tri Woso Agro dan masing-masing berperan dalam kegiatan kolaborasi :
1.
Peran Masyarakat Adat Pengotan :
a. Menyediakan
tanah adat untuk digunakan sebagai bumi perkemahan yang difasilitasi PT.Tri
Woso Agro
b. Melaksanakan
penjagaan secara adat terhadap segala infrastruktur bumi perkemahan yang
didirikan PT. Tri Woso Agro melalui sumpah adat yang benar-benar di pegang
teguh segenap masyarakat Pengotan. Keterangan PT. Tri Woso Agro, belum pernah
terjadi kehilangan satupun sarana infrastruktur bumi perkemahan bahkan sangat
terbantu ketika masyarakat menemukan tanda-tanda kerusakan infrastruktur.
c. Melaksanakan
berbagai kegiatan adat pada saat bulan-bulan upacara adat (PT. Tri Woso Agro
tidak dapat memaksakan pertunjukan adat yang bukan pada kalender upacara adat).
2. Peran Pemuda Pengotan (Karang Taruna)
a. Pelaksana
lapangan berbagai kegiatan bumi perkemahan seperti pramusaji, koki, kebersihan,
guide wisata, keamanan, kebersihan dan mengganti berbagai fasilitas yang
terbuat dari bahan lokal (bambu dan kayu) yang telah mengalami kerusakan.
b. Memberikan
pelatihan menari, kerajianan bambu, ketrampilan memanah dan lain-lain
3. Peran PT. Tri Woso Agro (fasilitator)
a. Mendirikan
berbagai fasilitas bumi perkemahan dan sarana pendukung bumi perkemahan dengan
menggunakan fasilitas bahan lokal, kecuali Serengiti
Tent (Tenda dan fasilitas di dalam tenda).
b. Mendirikan
fasilitas buni perkemahan tanpa penggunaan bahan bangunan dari beton (tanpa
hotel) dan tanpa jalan beraspal.
c. Melaksanakan
program-program marketing bumi perkemahan
d. Memberikan
berbagai pelatihan pengelolaan bumi perkemahan kepada karang taruna
e. Merekrut
karang taruna Pengotan sebagai pelaksana di lapangan
f. Secara
perlahan mengurangi tenaga interpreter pelaksana bumi perkemahan yang dari luar
Pengotan dan menggantikannya tenaga interpreter yang yang dididik dan diseleksi
dari Pengotan. Pada saat studi banding tenaga interpreter dari Jawa hanya 2
orang, interpreter trakking, interpreter permainan dan lain-lain berasal dari
Pengotan. Salah satunya, Pak Wayan Darmawan adalah juara nasional interpreter
permainan yang sering di pakai Kepresidenan untuk kegiatan ice breaking di
istana.
g. Makanan
dan terutama snack terbuat dari bahan lokal Pengotan (tidak menyajikan roti
dari pabrik, bahkan kopi disajikan dari perkebunan di Bali). Snack terbuat dari
bahan baku ubi jalar yang telah diolah menjadi berbagai jenis panganan, selain
itu dari bahan jagung, ubi kayu, pisang dan lain-lain yang ditanam sendiri di
Pengotan dan diolah oleh karang taruna. Karang taruna juga yang membeli di luar
pengotan apabila bahan-bahannya ketersediaannya tidak mencukupi di Pengotan.
Bahkan upacara pernikahan yang dilaksankan di bumi perkemahan Pengotan, kue
pengantin terbuat dari bahan tepung uji jalar, jagung tanpa tepung gandum.
4. Peran Wisatawan
a. Setiap
wisatawan wajib menanam satu pohon setiap orang. Yang tidak menanam sangsinya
adalah tidak boleh masuk ke Pengotan. Jadi ketika masuk Pengotan sudah
diberitahu harus menetapkan hati untuk menanam pohon. Pohon yang ditanam adalah
pohon untuk kebutuhan masyarakat adat dan upacara adat seperti pohon kenanga.
b. Menghormati
adat istiadat desa Pengotan
PENGATURAN
PEMASUKAN
Tiket
masuk sebesar Rp 10.000,00 per orang dibagi ke masyarakat adat sebesar Rp
2.500,00 (digunakan sebagai dana abadi, bunganya untuk merawat para lansi
Pengotan), karang taruna taruna menerima Rp 2.500,00 (digunakan untuk bantuan
pendidikan dan kegiatan bersifat enterpreneur bagi pemuda karang taruna) dan Rp
5.000,00 (dikelola perusahaan untuk biaya penggantian infrastruktur yang
terbuat dari bahan lokal seperti jembatan bambu yang menghubungkan tiap lokasi
trakking). Jadi secara logika semua biaya tiket masuk di Pengotan itu sendiri.
PT.
Tri Woso Agro mengelola pemasukan selain tiket masuk. Sebagian besa pemasukan
ini masuk ke Pengotan karena bahan makanan dan snack menggunakan bahan baku
lokal Pengotan, kecuali ketersediaanya kurang mencukupi. Seperti telur
pembuatan kue nikah yang berbahan tepung ubi jalar, jika telur lokal Pengotan
kurang baru di beli dari luar Pengotan.
PERUBAHAN PENGOTAN
a. Menjadi
destinasi ekowisata terkenal hingga mancanegara
b. Pusat
turis yang 100% menghormati adat istiadat dan kebiasaan masyarakat pengotan,
tidak seperti destinasi pantai Kuta.
c. Pusat
turis yang 100% melaksanakan konservasi, tutupan hutan adat prosentasenya naik,
konservasi lahan meningkat.
d. Tingkat
pengangguran pemuda-pemudi Pengotan 0%, diikuti meningkatnya tingkat pendidikan
masyarakat (pemuda-pemudi sudah mulai menjadi mahasiswa si Bali dan di luar
Bali)
YANG TIDAK BERUBAH DI
PENGOTAN
a. Rumah-rumah
penduduk tidak berubah letakknya (tidak terusir karena pembangunan wisata).
b. Tanah
adat tidak berkurang, tidak berubah beton, jalan tetap jalan tanah yang ditata
sedemikaian rupa
c. Hutan
adat berupa hutan bambu, hutan kenanga dan hutan mahoni tidak berkurang luasnya
tapi bertambah tutupannya vegetasinya.
d. Tidak
ada perubahan anggota karang tarunanya yang seolah-olah ke barat-baratan dengan
musik reagge, dance jumpalitan, rambut punkrock, tato bersliweran di tubuh dan
lain-lain.
FASILITAS BUMI PERKEMAHAN
PENGOTAN:
11
Tenda Serengeti yang menampung 100 orang yang dilengkapi dengan :
a. Toilet
dan hot shower
b. Play
ground (area bermain)
c. Bale
Begong (aula pertemuan)
d. Panggung
Pertunjukkan
e. Trek
jogging
f. Trek
Sepeda
g. Area
Parkir
h. Area
memanah
i. Area
pemeliharaan sapi dengan berbagai jenis tanaman musiman seperti jagung,
kedelai, strawberry, kentang atau ubi rambat ungu
j. Berbagai
jenis rute trekking (jalan kaki melewati berbagai jembatan kayu dari bambu,
advanture bersepeda, bermotor dan offroad)
PAKET EKOWISATA PENGOTAN
:
Paket
ekowisata di Baliwoso dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu, perkawinan,
keluarga, dan kelompok baik kecil maupun besar.
1. Paket
Dasar
· Akomodasi
Tenda Serengeti
· Makan
3 kali (pagi, siang dan malam) + 2 snack ala Pengotan
· Menikmati
pertunjukan dan belajar musi dan tarian Pengotan
· Eko
Trekking dengan jarak pendek – menengah mengelilingi Desa Pengotan
2. Paket
Eksplorasi Pengotan
· Paketnya
menyesuaikan kondisi yang memberikan kesempatan mengeksplorasi keajaiban dan
keindahan desa dan budaya Pengotan
· Direkomendasikan
tinggal minimal 3 hari dan 2 malam.
3. Paket
Spesial Pengotan
· Paket
spesial dengan mengikuti Kalender
Kegiatan Upacara Desa Pengotan
· Kalender
kegiatan upacara Desa Pengotan meliputi kawin massal, ngaben masal, dan ulang
tahun Pura Pengotan dengan berbagai tarian dan musik yang hanya dapat
ditampilkan pada saat upacara tersebut.
4. Paket
Korporasi dan Group
· Gathering,
tamasya, pelatihan dan pertemuan di Desa Pengotan